name='rating'/> "Pengaruh Terapi Hiperbarik Oksigen Pada Ulkus Pedis/Ulkus Kaki Diabetik" Hisnindarsyah Dr.dr.Mkes MH C.FEM Maufiroh Nurhidayah ( editor) *) Dari Webinar Kuliah Pakar STIKES Hang Tuah Tanjung Pinang /04.09.2021
Hingga saat ini Diabetes Melitus masih menjadi tugas besar dalam dunia medis Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit ini, namun angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) akibat Diabetes Melitus masih tinggi. DM menjadi penyakit dengan beban biaya perawatan tertinggi setelah Stroke dan Jantung (Kemenkes, 2016) 

Dari sekian komplikasi DM, Ulkus Kaki Diabetik (UKD) merupakan komplikasi menahun yang paling ditakuti, baik dari sisi lamanya perawatan dan biayanya hal tersebut menjadikan para penderita DM dengan UKD menjadi pesimis dan mudah putus asa. Sehingga diperlukan pengobatan serius yang dapat membantu meningkatkan harpan hidup pasien DM dengan UKD.

Kemajuan teknologi bidang kesehatan menunjang derajat kesehatan setinggi-tingginya, diantaranya ialah teknologi hiperbarik. Dengan kehadiran Terapi Hiperbarik Oksigen (TOHB), maka harapan itu kembali muncul.

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit multi etiologi (penyebab) yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah (hiperglikemi) disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi insulin (ketidakmampuan insulin untuk menjalankan fungsinya secara memadai). Gejala umum yaitu sering buang air kecil, haus meningkat, dan nafsu makan meningkat. 

Diabetes disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin, atau sel-sel tubuh tidak merespons dengan baik terhadap insulin yang diproduksi. Terdapat tiga jenis diabetes melitus, yaitu DM tipe 1 karena ada masalah dengan pakreas, DM tipe 2 karena resistensi insulin, dan Diabetes Gestasional karena kehamilan. Jika tidak diobati, diabetes dapat menyebabkan banyak komplikasi. Komplikasi jangka panjang yang serius yaitu penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit ginjal kronis, borok kaki, kerusakan saraf, kerusakan mata, dan gangguan kognitif. 

Ulkus diabetikum adalah kerusakan sebagian (partial thickness) atau keseluruhan (full thickness) pada kulit yang dapat meluas ke jaringan dibawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang yang menderita penyakit Diabetes melitus (DM), kondisi ini timbul sebagai akibat terjadinya peningkatan kadar gula darah. Selain itu, kadar kolsterol LDL yang tinggi juga berpengaruh pada terjadinya ulkus diabetik ini. Yaitu melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga aliran darah terganggu.

Mengapa kasus luka diabetes terseringnya terjadi di kaki?

- Jejas vaskuler yang menghambat aliran darah itu menyebakan iskemia (kekurangan oksigen di dalam darah). Karena pasokan oksigen berkrang, maka jaringan pun ikut kekurangan oksigen (hipoksia). Kemudian menyebabkan neuropati. 

- Neuropati diabetik adalah gangguan saraf akibat penyakit diabetes, yang ditandai dengan kesemutan, nyeri, atau mati rasa. Kondisi mati rasa ini yang sering kali menyebabkan penderita diabetes tidak menyadari adanya luka. Luka di kaki yang tidak ditangani dengan baik akan semakin meluas, hingga menimbulkan infeksi dan kematian jaringan.

- Meski dapat terjadi pada saraf di bagian tubuh mana pun, neuropati diabetik lebih sering menyerang saraf di kaki. Hal ini dikarenakan kaki adalah bagian paling ujung dan paling sering digunakan untuk beraktivitas.

Menurut Wegner Meggit, ada 5 derajat UKD, yaitu :
0 Tidak terdapat luka, gejala hanya seperti nyeri 
 1 Ulkus dangkal atau superficial 
 2 Ulkus dalam mencapai tendon 
 3 Ulkus dengan kedalaman mencapai tulang
 4 Terdapat gangren pada kaki bagian depan
 5 Terdpat gangren pada seluruh kaki 

Komplikasi utama dari ulkus kaki diabetik ini adalah amputasi, infeksi yang bertambah berat, sepsis, dan kematian. Karena itulah maka ulkus diabetes ini harus dicegah dan jika sudah terjadi harus dirawat dengan sungguh-sungguh. 

Fase penyembuhan UKD ini sama dengan luka lainnya, yaitu melaui 4 fase : Homesotasis, Inflamasi, proliferasi/regenerasi, dan remodelling.

Prinsip dasar dari perawatan ulkus diabetes ada 4 hal yaitu ;
- Debridement (menghilangkan jaringanmati/nekrotik serta material yang menghambat pertumbuhan jaringan baru). Metodenya ada debridemen pembedahan, debridemen balutan basah-kering (wet to dry dressing), dan autolitik debridemen (moisture retaining dressing)
- Balutan/dressing. Membalut luka untuk menjaga kelembapan (moist wound healing) dan melindungi dari paparan infeksi lingkungan
- Mengurangi beban/offloading.
- Kontrol infeksi
Tujuan utama perawatan UKD ini adalah luka segera sembuh dan menegah komplikasi.

Selain melakukan perawatan biasa, ada lagi terapi yang bagus untuk penyembuhan ulkus kaki diabetik ini. Seperti yang sudah dituliskan di awal jika Terapi Hiperbarik Oksigen memberikan harapan cerah bagi Ulkus Diabetikus, lalu apa itu terapi hiperbarik Oksi? Bagaimana luka diabetes ini bisa teratasi dalam ruang hiperbarik? 

Tujuan Terapi Hiperbarik Oksigen pada kasus Ulkus Kaki Diabetik ini adalah untuk menurunkan resiko amputasi, meminimalkan resiko kematian, dan menurunkan biaya perawatan pasien.

Mekanisme Kerja TOHB ada 5, yaitu :

-HIPEROKSIGENASI
-NEOVASKULARISASI
-EFEK ANTIMIKROBA
-VASOKONSTRIKSI
-KOMPRESI GELEMBUNG GAS

Pada kasus Ulkus Kaki Diabetik ini terapi oksigen hiperbarik yang diberikan mengacu pada Tabel Kindwall modifikasi Prof.Guritno, dimana dosis yang diberikan adalah tekanan 2,4 ATA selama 3 x 30 menit hisap O2 100% yang diselingi hisap udara 5 menit.

Kondisi ini akan memicu meningkatnya fibroblas dan angiogenesis yang menyebabkan neovaskularisasi Jaringan luka, sintesis kolagen, dan peningkatan efek fagositik leukosit. Lalu terjadi terjadi peningkatan dan perbaikan aliran darah mikrovaskular. Densitas kapiler meningkat sehingga daerah yang mengalami iskemia akanmengalami reperfusi.

Sebagai respon, akan terjadi peningkatan nitrit oksida (NO) hingga 4-5 kali dengan diiringi pemberian oksigen hiperbarik 2-3 ATA selama 2 jam. Pada sel endotel ini, oksigen juga meningkatkan intermediet vascular endothelial growth factor (VEGF).

Melalui siklus Krebs akan terjadipeningkatan nikotinamidadenin di nukleotidahidrogen (NADH) yang memicupeningkatan fibroblas. Fibroblas diperlukan untuk sintesis proteoglikan dan bersama dengan VEGF akan memacu sintesis kolagen pada proses remodelling, salah satutahapan dalam penyembuhan luka

"It seems clear that in a center of excellence of both HBOT and diabetic foot care, like the one in Lund, HBOT can help heal ulcus diabetics wounds." (Benjamin A. Lipsky)

Dipresentasikan pada kuliah pakar STIKES Hang Tuah Tanjung pinang Sabtu 04.09.2021.

Jalasveva Jayamahe
RSAL Midiyato TPI 04.09.2021

https://youtu.be/BCJeXQPbyxo



0Comments

Previous Post Next Post