name='rating'/> Aku dan " Setengah Kematianku"
Hari ini tepat tiga  tahun yang lalu. Aku merasakan pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.

Aku mungkin salah satu orang yang  beruntung. Bahkan sangat beruntung. Karena aku pernah merasakan MATI, walau sesaat. Mati suri kah? Bisa jadi. Aku pun tidak tau. 

Yang pasti, aku dapat  merasakan bagaimana bingungnya diriku.  Ketika aku bisa menyaksikan orang berlalu lalang didepanku.  Aku berusaha bicara dengan mereka.

Tapi mereka acuh. Aku berusaha, menggapai, memegang, memeluk mereka. Tapi tubuh rasa lemah selemahnya , tanpa daya. Tanpa kekuatan. Tanpa mau ikuti perintah kita.

17 April 2017. Tiga tahun yang lalu. Aku melaksanakan kegiatan bersama yayasanku: Yayasan Bangun sehat Indonesiaku. Di wilayah Sampang Madura. Karena daerah tersebut masih merupakan wilayah yang dipenuhi keluarga dan keluargaku, pastinya banyak keluarga berkumpul. 

Sore itu aku sempat survei ke lokasi baksos. Bertemu dengan kiyai ponpes yang aku sudah tidak ingat namanya siapa. Yang ada , senang dan bahagia , aku rasakan. Tidak pernah terpikir sedikitpun, aku akan mengalami peristiwa "horor", yang mengubah cara pikirku. Dan tentang arti Tuhan dan kematian dalam hidupku.

Saat itu, sabtu pagi 05.00 baru saja aku selesai sholat subuh. Lalu aku  persiapan untuk sarapan dan berangkat ke lokasi baksos.

Tapi entah mengapa, aku merasakan hal yang tidak biasa dengan punggungku. Rasanya punggung seperti ditarik , capek sekali. Tidak nyaman. Tapi tidak ada nyeri di dada kiri ku yang khas untuk penyakit jantung.

Lalu entah bagaimana, nyeri punggung yang luar biasa ini, membuatku pingsan. Hilang kesadaran. Sebelumnya, istriku virly mavitasari , sempat mendudukkan diriku, dan menenangkan aku. Memberi segelas air teh. Aku meminumnya. Lalu , tidak ingat apa-apa lagi.

Menurut cerita ibundaku dan istriku, mereka bingung. Tapi berusaha tenang. Dadaku dipijat pergantian oleh ibundaku dan istriku selama di kamar hotel. Sambil menunggu mobil yang membawaku ke RSUD Sampang.
 
Aku bisa membayangkan betapa stressnya mereka. Karena aku sudah tidak ingat apa-apa lagi. 

Saat aku tersadar, aku sudah di UGD RSUD Sampang. Terpasang infus. Dan yang aku ingat pertama kali adalah baksos di ponpes yang harus tetap berjalan. Kasihan santri ponpes.

Istriku menenangkan aku. Menjelaskan bahwa semuanya sudah beres. Ada yang mewakili kita disana. Baksos tetap berjalan seperti biasa.

Di UGD, aku sempat sadar. Berbicara dengan istriku. Dikonsulkan ke dokter spesialis  Jantung. Serangan IMA hasil bacaan EKG nya. Ada gambaran ST elevasi dan T inversi katanya. 

Emergency cases!! Harus segera di rujuk. Ke RSAL Ramelan Surabaya.  Dan ambulanpun segera disiapkan. Ketika aku dimasukkan ke mobil ambulance, aku msh sadar. Dan tersenyum pada istriku. Istrikupun menyemangati aku. Dia hanya bilang, "Alloh swt bersama kita abi, abi harus kuat dan sembuh, sehat". Setelah itu. Tiba tiba aku seperti tertidur.

Saat terbangun, aku melihat istri sedang memukul mukul dadaku. Di ambulance. Sambil menangis. Dua orang perawat. Berusaha menenangkan istriku. Satu orang perawat melakukan RJPO. Pijat dadaku. Satu orang sudah siap dengan alat defibrilator jika sewaktu waktu diperlukan.Lalu istriku mengaji. Sambil berusaha menahan tangis.

Saat dipukul dadaku. Saat dipijat pijat dadaku. Aku bisa merasakan sakitnya. Teramat sakit. Aku berteriak pada mereka: " Hentikan, cukup, jangan diteruskan. Sakit sekali" . .

Tapi sepertinya mereka acuh  Tidak dengar. Tidak peduli. Aku minta tolong pada istriku. Istrikupun, hanya menunduk, membaca yasin. 

Ya Alloh, apa yang terjadi?
Aku berusaha meraih istriku. Menyentuhnya. Tapi, raga ini, sangat lemah. Tidak bisa bergerak. Tidak mau diperintah. Tanpa aku sadari,aku menangis. Meneteskan airmata. 

Ya Alloh. Apa aku sudah mati? Inikah yang disebut mati ? Atau masih setengah mati?
Mengapa mereka tidak mendengar teriakan dan kata kataku?

Mengapa aku tidak bisa menggapai mereka semua? Aku tak bertenaga dan tak berdaya.

Akhirnya aku tiba di UGD RSAL Ramelan. Aku bisa membuka mata. Dan ketika aku bilang "ami", istriku menoleh. Alhamdulillah ya Alloh. Istriku dengar, perawat-perawat dengar. Aku dipeluk.
Tidak terlalu lama. Aku dipindah ke brankar. Didorong masuk ruang ICCU. 

Malampun tiba. Aku tidak tahu aku sadar atau tidak. Tapi, aku bisa menyaksikan kesibukan yang ekstra dari suster dan perawat. Memasang" double lument atau CVP " dari sela pahaku. Vena femoralis sebagai awal masuk kateternya. Dipasang juga kateter urine. Infus set . Dan segala macam alat monitor emergency cases. 

Aku bisa menyaksikan juga. Dan " merasakan sakit yang luar biasa" . Aku memohon, tolong jangan pasang alat alat ini. Sakit sekali. Tapi kembali mereka tidak peduli. Aku memohon pada istriku. Tapi istriku sibuk mengaji dan sholat, disampingku.

Akhirnya aku pasrah. Aku hanya bisa menangis. Saat air mataku menetes, istriku nampak nya melihat. Dia menghapus air mataku. Sambil tak henti berdoa.

Aku sudah tidak mau berkata apa apa lagi. Karena aku merasa sia sia. Mungkin ini yang disebut mati suri? Orang melihatku, tidak sadar. Tapi aku dapat melihat mereka.

Entah bagaimana, tiba tiba aku terbayang saat kematian datang.Saat itu, aku pasti bisa menyaksikan, bagaimana aku dimandikan, dikafani, disholatkan. Didoakan oleh orang orang. Dimasukkan dalam keranda. Dan dibawa ke pemakaman.

Aku bisa liat itu semua, masih bisa menyaksikan. Tapi aku tidak berdaya. Manakala tubuhku dimasukkan ke liang lahat. Ditutup papan , dan tanah mulai diuruk.

Aku berteriak teriak untuk jangan menguburku. tapi mereka tidak peduli dan terus saja melakukannya. 

Ya Alloh, betapa mengerikannya. Betapa menakutkannya. Tanah menimbun kita, kita berteriak , tapi tak ada yang peduli.

Ingat, aku bisa merasakan sakit. Tapi aku tidak bisa berbuat apapun. Karena raga sudah tidak bisa lagi ikut perintah kita. Tubuh lemah tak berdaya.Terbayang diriku. Saat aku dikuburkan. Yang datang pertama, justru bukan malaikat. Tapi ular tanah. Yang berjalan disekujur tubuhku. Dan mungkin mematuki sekujur tubuhku. Tanpa aku bisa melawan dan bergerak.  Sakit nya pasti bisa aku rasakan. Tapi aku tidak berdaya apapun juga.

Ular tanah, masih menyeramkan. Semut yang selama ini tidak kita pedulikan. Kita injak dengan seenaknya saat kita hidup. Saat di liang lahat, semut masuk ke hidung , mata dan telinga bahkan anus kita. Geli, dan pasti sakit tetap kita rasakan. Tapi kita tidak bisa mengusirnya. Bahkan mengusir semutpun, kita tidak mampu. 

Oleh karenanya, secara syariat ada 9 lubang ditubuh yg harus ditutup dan dibersihkan. Mengapa? Karena kita masih bisa " merasa" tapi sudah " tidak memiliki kuasa" pada tubuh kita sendiri. 😢😢😢

Belum lagi aneka makhluk yang ada dalam tanah, menyerbu kita. Cacing tanah, belatung, bakteri , mikroba dan aneka kuman juga parasit. Bahkan akar rumput dan akar pohon. Melilit tubuh kita. Lagi lagi, kita sungguh tidak berdaya. Menghadapi mahluk hidup, hewan dan tetumbuhan, yang mungkin tanpa sadar, telah kita dholimi. Selama kita hidup. Ya Alloh , ampunilah aku. 

Ya Alloh. Belum lagi kalau aku kedatangan malaikat Munkar Nakir. Sendirian. Tanpa siapapun. Di liang kubur.

Sempat aku bertanya dalam hati. 
Benarkah, ilmu yang bermanfaat, akan melapangkan kubur kita?
Benarkah, doa anak yang sholeh dan sholehah, akan menjadi pelita, gelapnya kubur kita?
Benarkah, amal jariah yang tak terputuskan, akan jadi teman dan menemani selama proses penantian kita di padang masyar kelak? 

Pertanyaan demi pertanyaan itu langsung terjawab, dengan kesadaranku, bahwa nyata kusaksikan, semuanya.  Bisa aku lihat, aku dengar, aku rasakan sakit dan perihnya proses pengobatan. Tapi mereka hanya melihatku tertidur ,dalam ketidaksadaran. Inilah alam ruh. 

Beruntunglah aku, tidak sungguh sungguh, dijemput malaikat izroil. Yang menarik , ruhku dari ujung jemari kakiku, dimana sering kugunakan jemari kakiku untuk langkah yang penuh maksiat dan dosa. Astagfirullohaladzhim. 😭😭

Manakala Baginda Rasulluloh SAW , merasakan sakaratul maut, beliau pun merasakan pedih perih, sakitnya ruh terpisah dari raga.  Sehingga malaikat Jibril pun, tak sanggup memandangnya. Manakala Sang Kekasih Alloh swt, dalam keadaan sakaratul maut.

Beruntunglah aku, bersyukurlah aku. Hanya diingatkan melalu " setengah kematian". Sehingga aku dapat ikhtibar " tentang kematian yang sesungguhnya".Sehingga tidak perlu lagi bertanya, betulkan penerang kubur adalah doa anak sholeh, dan tentang hal lainnya.

Betullah kiranya, Rasulluloh SAW pernah bersabda tentang semua hal dunia ditinggalkan kecuali: ilmu yang bermanfaat, doa anak sholeh dan amal jariyah yang tak putus. Itulah penerang dan teman kita di liang kubur. Dan berziarahlah ke kubur. Selain untuk muhasabah diri, berkirim al fatihah. Juga kita yang mendoakan, masih dapat terlihat oleh ruh yang wafat. Banyak hadist dan keteladanan Rasulluloh SAW tentang hal ini.

Mengingat itu, aku pun pasrah. Di ruang ICCU, rupanya aku tidak sadar selama 2 hari. Dan selama tidak sadar itu, aku bisa melihat , apa yang dilakukan oleh istriku. Ibundaku. Anak2ku. Dokter dan perawat.

Dan aku, mengisi kesadaran dalam 
" ketidaksadaranku" dengan ibadah. 
Sholat saja kerjaku . Segala sholat aku kerjakan. Dari wajib sampai sunnah. Baca dzikir, sholawat, ayat qursi dan yasin. Tentunya, dalam keadaan " tidak sadar".

Dan ini juga yang membangkitkan sadarku, bahwa ibadah terbaik adalah manakala hanya kita dan Alloh swt saja yang MahaTahu. Bahkan anginpun, jika perlu, tidak tau jika bathin kita lah yang beribadah. Bukan semata raga kita. 

Esensi ibadah ternyata adalah bathin kita. Hati kita. Bukan semata raga kita. Bisa jadi raga kita bersholat, berpuasa. Tapi hati dan pikiran kita, tidak pada Alloh swt, namun pada dunia.

Ya Alloh..betapa besar karuniaMu dengan melatihku melalui " setengah kematian" yang aku rasakan. Sehingga aku kembali tersadar, akan betapa pentingnya, kita mempersiapkan diri. Menghadapi kematian. Dan pengadilan Alloh swt.

Dan dihari ketiga aku tersadar. Istriku dan ibunda ku, selalu berada disampingku. Menemaniku dengan doa2 yang tak putus putus.

Dua bulan, aku dalam perawatan di Pav. Jantung RSAL Ramelan. Bulan ketiga, aku kembali ke RSAL Ambon , kembali laksanakan tugas sebagai Karumkit.

Dan karunia Alloh swt yang luarbiasa.
Setelah dari Ambon, aku mendapat amanah sebagai Kasubditkes AAL. Yang mengurus kesehatan Taruna AAL. Dan aku pun  dapat mengikuti kegiatan mereka.Lari keliling gedung AAL.  Bahkan mengikuti latihan komando  para taruna di Baluran dan Purboyo. 

Meski tugasku di bagian kesehatan. Tapi aku ikut kegiatan para taruna. Longmarch, lari dan berbagai aktivitas mereka. Karena aku merasa telah diberikan kesempatan kehidupan kedua kalinya oleh Alloh SWT. Dan tidak boleh disiasiakan. Aku harus bermanfaat. Caranya, dengan melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya. 

Hingga akhirnya, aku berpindah tugas di Rumkital Marinir Cilandak. RSMC yang jadi kebanggaanku. Aku merasa sangat bersyukur. Meraih amanah lebih tinggi di lingkungan Korps Marinir. 

Dan yang terpenting, aku bisa mengasah fisikku. Jadi lebih bugar dan baik.
Aku tidak mau sakit, dan kalah dengan penyakit. Di Korps Marinir, aku merasa lebih sehat dan bugar. Karena fisik, terbina dan terjaga. 

Aku ikut latihan TW atau triwulan
Berjalan kaki dari Gunung Salak hingga gunung Bunder 12 km selama 7 jam perjalanan. Dengan medan yang berliku. Naik turun gunung, kawah dan sungai. Aku ikut lari hanmars, memegang senjata, berhelm  sejauh 10 km. Aku tempuh dalam 1 jam. Aku pun ikut olahraga bersepeda, lari dan renang laut. Aku sungguh sungguh sangat bersyukur, bisa melakukan itu semua. 

Semua aku kerjakan dengan rasa bahagia dan semangat.  Karena aku telah mendapat kesempatan hidup kedua kali dan harus bermanfaat. Dan semangat adalah kunci imunitas tubuh dan powerku, untuk bermanfaat. 

Karena aku telah " pernah" dan "punya"  bayangan tentang mati dan kematian. Sehingga aku harus mencari bekal untuk menemaniku di liang lahat kelak.
Ilmu yang bermanfaat, anak yang soleh dan solehah, serta amal jariyah yang tak putus putusnya. Itulah bekal kita semua kelak. 

Ya Alloh mampukan aku, kuatkan aku, dan  aku hanya  bersandar padaMu ya Alloh.
Terimkasih ya Alloh..Engkau sempatkan aku merasakan " setengah kematian", sehingga aku bisa berikhtibar dan bermuhasabah diri.

Terimakasih
istriku tercinta  Virly Mavitasari 
Dan pangestu ibunda yang hebat: 
Hj RA. Soelistyowati Syahrawi
Anakku muhammad Ghifary Mahindisyah dan Azzeldine Aliya Zahira

Serta teman, saudara, sejawat, yang dengan tulus ikhlas, membuat diriku, bisa melalui hari dan masa masa yang berat.
Sehingga saat ini, masa itu telah menjadi masa yang penuh cahaya indah,  penuh harapan.

Seperti hari ini, aku bisa menulis. Bercerita dan  berbagi kisah, untuk saling mengingatkan akan  kebesaran Alloh swt. 

Semangat dari bumi Marinir Cilandak.
Once a Marines , always Marines.
Komando!!!

17.04. 2017- 17.04.2020



15Comments

  1. Berharap mendapatkan pemimpin seperti njenengan dan berharap njenengan menjadi karumkit RSAL Dr Ramelan Surabaya ..
    Semoga selalu menjadi pemimpin yang amanah dan adil nggee dok

    ReplyDelete
    Replies
    1. Doa yg baik dijawab dgn baik: Amiin Ya Robbal Alamin. Walaupun , keinginan hamba belum tentu sama dgn keinginan Alloh swt. Namun setdknya, niat yg dibentukkan dlm doa baik, setdknya akan memberi barokah pada yang mendoakan
      Terimakasih dari hamba yg dhoif dan faqir hisnin( melalui admin).

      Note: mhn identitas penulis siapa? Td ditnykan oleh penulis untk bisa saling mendoakan

      Delete
  2. Terimakasih atas tulisannya, Pak dokter.

    ReplyDelete
  3. Makasih kisahnya Ndan. Sungguh menginspirasi 🙏

    ReplyDelete
  4. BarakAllahuFiikum Dokter, AllahuAkbar banyak pelajaran yang bisa diambil, JazakumuLlah khairan katsiran.

    ReplyDelete
  5. Semoga Dok Bisnis selalu sehat dan selalu berbahagia dengan keluarga. Dokter yang selalu ingin berbuat kebaikan untuk yang membutuhkan

    ReplyDelete
  6. Dok Bisnis yang benar Dokter Hisnin

    ReplyDelete
  7. Pengalaman hidup saat diberikan kehidupan yang baru sungguh menjadi inspirasi bagi yang membacanya. Semoga diberikan kesehatan yang prima dalam kebarokahan sehingga tetap bisa menjadi inspirator dan motivator bagi keluarga,teman,masyarakat pembaca,serta menjafikan tauladan dalam setiap kisah kisah yang dilantunkan dalam bahasa yang mebuat diri terasa haru..sekaligus bangga tentunya...semangat terus mentor...

    ReplyDelete
  8. MasyaAllah temanku SD dan SMP, maaf klo salah, ingat dirimu ingat Kamser, ingat Gembong
    Luar biasa pengalaman sampeyan, trims sdh memberi tausiyah motivasi inspirasi

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post