name='rating'/> Tadabbur: Prajurit Marinir Arif Jalesu Bhumyamca Jawamahe
Hari itu. 15 Nopember 2019. Setahun yang lalu.

Setelah beberapa tahun, aku tidak pernah menjejakkan kaki di lapangan Ksatrian Sutedi Bumi Marinir Karang Pilang.
Akhirnya, aku datang untuk mengikuti Hari Ulang Tahun Corps marinir ke-74.
Dengan motto Jalesu Bhumyamca Jayamahe yang maknanya di air dan di darat tetap Jaya, menjadikan Marinir sebagai salah satu kekuatan yang penting dan hebat, untuk  melindungi Nusantara, begitulah kira kira terjemahan bebasnya. 

Motto yang sesuai dengan prestasi, pengorbanan, pengabdian para prajurit petarung Marinir, di medan tugas. Sudah terbukti, sudah teruji dan tidak perlu puja puji. Itulah para petarung kebanggaan Marinir.  Auuwwaahh. YES.

Suka tidak suka, bisa menerima atau tidak, Marinir memang sangat lekat dengan rakyat. Sejak jaman Orde Lama, loyalitas marinir telah teruji. Sampai saat orde baru. Apalagi dimasa masa reformasi, Marinir telah menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu kekuatan inti militer Indonesia, yang mampu dekat dengan rakyat. Ini  fakta yang  tidak bisa dipungkuri.

Setelah melanglang di luar Jawa hampir 9 tahun, akhirnya aku kembali menjejakkan kaki di Bumi Marinir Karang Pilang.  Jujur, aku merasa bangga melihat perubahan besar , di bumi Marinir ini.  Meskipun aku hadir hanya sebagai pemain cadangan, alias mewakili hehehe, tapi Alhamdulillah, bisa melihat langsung  bagaimana kemajuan kemampuan  dan skill dari Marinir  Indonesia. Luar Biasa.Wajar Marinir Indonesia  menjadi salah satu kekuatan militer yang disegani dunia. 

Tapi benarkah Marinir disegani, dihormati bahkan ditakuti karena profesionalisme dan skill militernya? Mitos yang terbukti atau legenda yang teruji?

Dan Hari itu. 
Ingatanku kembali, pada tahun 1998, saat sedang fase reformasi merambah diseluruh penjuru NKRI.
Pada  fase itu, aku mendapat tugas yang cukup membingungkan, mengikuti pelatihan Jihandak di Karang Pilang: penjinakan bahan peledak. Dibimbing oleh Yon Taifib dan Arsenal: dua kekuatan intinya marinir dan non marinir TNI AL.  Tim Ahli nya ahli, core of the core, superspesialis,  katanya Wagu tivi hehehe.

Tapi, kali ini, cerita pengalamanku bukan tentang pelatihan yang aku ikuti, tapi  ini tentang hobiku untuk' blusukan' ketika selesai saat penugasan atau latihan. Biasanya kegiatan selesai jam 17.00.

Dan selalu aku, mampir di musholla kecil di seberang pintu masuk Karang Pilang.
Di masa itu, daerah seberang pintu masuk arah utara, ke jurusan Krian, adalah tempat pemulung ,pengemis, gelandangan. Pemukiman kumuh.  Biasa terjadi transaksi jual beli besi tua, barang rongsokan ,kardus bekas.

Dan disana tinggal para pemulung, pengemis, gelandangan dan keluarganya. Termasuk diantaranya adalah anak anak kecil yang biasa mengamen dan mengemis, berkumpul disana.

Aku beberapa kali mampir kesana. Dan setiap aku melaksanakan sholat magrib disana, setelahnya, pasti anak anak kecil ramai berkumpul mengitari seseorang yang nampak seperti ustadz. Atau guru ngaji lah, lebih tepatnya.Dia tampak tenang dan telaten, mengajari bacaan Juz Amma mulai dari alif ba ta sampai surat surat pendek. Semisal Al fatihah, Al ikhlas, Annas ,Al Falaq pada para anak  anak kecil tersebut.

Perawakannya kecil dan ramping. Masih muda nampaknya, sekitar duapuluh lima tahunan. Masih lebih muda dariku yang berusia 27 thn. Kulitnya sawo matang, berkopiah hitam, bersarung dan wajahnya sangat ramah.

Setelah beberapa kali aku ikut shalat di tempat itu, aku berkenalan. Namanya Arif. Seingatku dari Pasuruan. Katanya kerjanya tidak jauh dari tempat dia mengajar. Begitu juga, tempat tinggalnya, tidak jauh dari tempat dia mengajar. Tapi dia menolak dengan halus ketika aku tanya, dimana tempat kerja dan tempat tinggalnya. Baiklah, tidak masalah, tapi aku sampaikan rasa hormatku karena dia bersedia mengajar anak2 itu hampir setiap magrib. Aku mendoakan , semoga keistiqomahannya, mendatangkan barokah dunia akhirat, bagi dirinya.

Hingga suatu saat, ketika  aku usai melaksanakan  appeal persiapan saat pelatihan,  tiba tiba aku berjumpa dengan sosok yang nampaknya sangat aku kenal. Sangat familiar. Tapi tidak dengan seragam seperti ini. Dia yang aku kenal, adalah sosok bersarung, bersongkok hitam dan mengajar mengaji, anak anak tunawisma diseberang sana.

Aku panggil. Dia menghadap. Langsung sikap sempurna dan hormat. Sambil berkata Praka Marinir Arif siap menghadap.
Tidak terasa , aku meneteskan airmata.
Aku peluk dia habis habisan.
Dan aku katakan, aku tidak layak mendapatkan penghormatan darimu Arif.
Aku yang harusnya menghormat pada dirimu.

Yah.
Arif sang guru ngaji anak anak pemulung itu, ternyata adalah seorang prajurit marinir yang berpangkat Praka. Seorang prajurit  yang dalam hirarki, ada pada level terendah. Namun sungguh, aku yakin,  derajatnya lebih mulia dari diriku sendiri. Sungguh aku menangis memeluknya. Sejadi jadinya.

Mulai itu aku paham, mengapa seorang komandan bisa menyatu dengan para prajuritnya, dengan segenap jiwa raganya. Karena, dari prajurit prajurit itu, kita dapat banyak pelajaran tentang hidup, semangat dan keikhlasan.

Dan sejak itu, aku tidak pernah menilai kehormatan seseorang dari pangkat, kekuasaan dan jabatannya, namun dari sejauhmana dia bermanfaat bagi kemashlahatan umat, dan bagi negara serta bangsa ini.

Terimakasih Praka Marinir Arif, yang jika dirimu ada ditemui di era medsos seperti  sekarang ini,  pasti sudah viral dan dapat hadiah umroh.

Tapi aku yakin, engkau tidak butuhkan puja puji, gelar, hadiah dan segala hal yang akan melenakanmu.
Aku yakin, dirimu cuma butuh ridho dari Alloh Subhanahu Wata'alla.

Marinir dan Prajurit Arif

Inilah
Yang mengubah mitos, jadi nyata
Legenda  jadi fakta..
Inilah 
Yang membuatmu istimewa..
Tidak semata karena kehandalanmu bertempur
Namun karena, keikhlasanmu, ketulusanmu,
kesungguhanmu, menjaga kedaulatan bumi pertiwi

Engkau istimewa, 
Bukan saja di batin rakyat Indonesia.
Tapi, bagi seluruh alam semesta..

Tetaplah mengabdi tanpa perlu dipuji..
Tetaplah berjuang tanpa butuh sanjungan..
Berbuatlah karena semata menggapai Ridho Illahi

Marinir aauuuwwaah
Luarbyasaah
Hormat dan doaku dari Bumi Gurindam 12

Bumi karang pilang 15 .11.2019- 15.11.2020
DIRGAHAYU KORPS MARINIR KE 75


2Comments

  1. Terharu banget bacanya, tetapi pas sampe di bagian akhirnya saya malah ngakak...
    "Terimakasih Praka Marinir Arif, yang jika dirimu ada ditemui di era medsos seperti sekarang ini, pasti sudah viral dan dapat hadiah umroh.'
    Keep on writing inspiring and humble story ya Pak Dokter 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih atas tanggapan baiknya, semoga bermanfaat. Salam( admin)

      Delete

Post a Comment

Previous Post Next Post