name='rating'/> Kisah Kelam Lobang Jepang Bukit Tinggi
Lobang Jepang merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun rakyat pribumi yang berasal dari pulau jawa, kalimantan dan sulawesi yang bekerja dibawah tekanan tentara Jepang  sekitar tahun 1942. 

Kenapa tidak memakai warga pribumi asli Bukit Tinggi? Karena terowongan ini digunakan tentara Jepang untuk kepentingan pertahanan dan perlawanan, maka mereka sengaja mendatangkan rakyat pribumi luar sumatera untuk menjaga kerahasiaan lobang ini.

Terowongan bawah tanah ini diprediksi memiliki panjang sekirar 1.470 meter dan berjarak 40 meter di bawah Ngarai Sianok.

Terdapat 21 terowongan di dalamnya yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan amunisi, tempat tinggal, ruang pertemuan, ruang pertahanan, ruang pengintaian, ruang penyiksaan, ruang penyergapan, dapur, penjara dan beberapa pintu untuk akses keluar masuk.

Konon katanya pada zaman dulu lobang ini begitu sempit, akses masuknya saja cukup untuk satu orang saja. Namun, sekarang sudah diperlebar dan ditinggikan sehingga lebih mudah untuk masuk dan berjalan serta saat berada di dalam lobang, tidak akan kekurangan oksigen.
 
Dengan denah yang kami lihat di luar ternyata  tidak cukup membantu saati berada di dalam Lobang Jepang ini. Di dalam lobang ini cukup gelap dan menyeramkan ditambah dengan banyaknya lorong-lorong merasa seperti sedang di labirin. 


Anak tangganya sekitar 132 anak tangga. Rasanya tak bisa terkatakan, ngos-ngosan dan kaki serasa kram.

Sebenarnya ada satu lokasi bersejarah dan menegangkan di dalam terowongan ini yang tidak bisa di foto.

Karena lokasi penjara dan dapur ini berada di paling ujung, tempatnya begitu gelap (jika dibanding ruangan lain) dan yang bikin merinding dan kaki gemetar adalah cerita dibalik lokasi ini.

Dapur dan tempat pengintaian
Penjara di terowongan ini sebenarnya berbentuk letter L yang dulu pintunya terbuat dari rotan (sekarang pakai besi). Di dalam penjara ini banyak tahanan yang disiksa tanpa diberi makan dan minum. Tentu saja begitu banyak tahanan yang mati. 

Di dekat penjara ada dapur yang juga digunakan sebagai pintu pengintaian dibagian atas, sedangkan lobang bagian bawah tempat membuang jenazah yang bagian luarnya adalah sungai. Jadi para tahanan yang mati dibiarkan dihanyutkan ke sungai tersebut.

Tidak terhitung berapa banyak korban nyawa di sini. Sangat memungkinkan di dalam penjara juga menjadi tempat menimbun jenazah pada masa lalu.

Keluar dari terowongan, kita dapat   istirahat sejenak diluar menikmati panorama bukit yang indah dan menyejukkan. Di bagian luar  akan temukan miniatur rumah gadang untuk tempat duduk, area bermain anak, musolah, kamar mandi, dan spot tempat makan dan minum serta jualan oleh-oleh khas Bukittinggi.
 
Di sini juga dapat dengan mudah menemukan fasilitas tersebut karena ada papan petunjuk arah serta papan informasi. Ada juga spot-spot yang cantik buat kamu mengabadikan kenangan saat berkunjung ke sini.

Edisi Copas saja
Bukittinggi 12.10.2020

Hisnindarsyah
Dokterblangkonputih







0Comments

Previous Post Next Post