name='rating'/> Lelakon Kaget Babe DI
Hisnindarsyah

Hidup itu penuh rahasia, misteri dan seringnya membuat kaget. Dan itu Seru!

Dengan waktu yang serba terbatas, serta janji membersamai waktu menjadi sulit dan mahal. 

Memenuhinya pun, perlu kiat dan strategi khusus. Dan itu sering bikin tak kuat. Sering jadi beban dan stress.

Aku memutuskan keluar dari lingkar rencana yang serba 'harus'. Menjadi aliran yang mengikuti arus.

Ikhtiar tetap, usaha harus. Tapi akan jadi apa dan bagaimana proses itu berjalan, sungguh itu bukan urusan kita. Itu urusan Tuhan. 
Dan kala kita sadar , itu ada, kita sebut itu adalah takdir.

Dan kejutan itu sering terjadi. 
Aku menyebutnya Lelakon kaget. 
Maknanya , sesuatu yang diluar rencana kita, tapi membersamai rencana kita.
 
Salah satunya terjadi kemarin. 

Rencanaku setelah menemani ibunda, kontrol di RS, aku ingin bereuni dengan kawan , sahabat sekaligus guru menulisku sejak puluhan tahun yang lalu. 
Tepatnya 23 tahun yang lalu. Saat aku paling belia, berpangkat letnan dua, menjadi Dewan Pembaca Termuda di Jawa Pos.

Hanya sekali aku berjumpa beliau Babe Dahlan Iskan , saat itu di Dewan Pembaca. Selebihnya aku mengasah alur bathin dan pikirku melalui diskusi dengan para senior seperti Arif Afandi, Dhimam Ibror, Ali Murtadlo, Maksum, Himawan Mashuri dan banyak nama besar lainnya. 

Termasuk mas Taufik Lamade , Pak Tofan Mahdi dan mbakyu Heti Palestina Yunani . Dengan dua dari tiga beliau ini, kemarin aku berjanji untuk bertemu di Di Ways.
Sebuah Harian yang dibuat sang Begawan 'Babe ' DI Dahlan Iskan , yang menjadi guruku berliterasi melalui membaca gores penanya di media berinitial JP. 

Terakhir aku berjumpa beliau, ketika beliau membuka pameran lukisan Almarhum Cak Kadir di Hotel Majapahit. Sekitar tahun 2004. Saat itu aku masih hobby menjadi " pengusaha". Hobby? Ya, karena ada cerita khususnya. Nanti ya. 

Setelah itu , kami tak pernah jumpa. Pertemuan paling akhir di lobby Hotel Majapahit, ketika sebagai ketua panitia, aku kelimpungan. 
Acara jam 20.00 wib , sang Babe, dengan santai bersepatu ketsnya , telah menunggu pas 19.30 wib. Dan belum ada siapapun yang hadir. 
Kecuali diriku. 

Disitulah aku berbincang. 
Beliau santuy, aku grogi.
Beliau berjaket traning, aku berjas
Beliau bersepatu kets, aku bersepatu pantopel.
Dua dunia yang berbeda.
Berusaha satu frekuensi dan Bisa!

Dan itulah yang terjadi kemarin.
Aku datang ke DI ways, karena ingin meluapkan rasa rindu, pada awak Jawa Pos di masa dulu. Masa media cetak masih menjadi raja bahkan ' Senjata' segala rupa.

Kerinduan bertemu mas taufik lamade, pak Maksum ' redaktur opini super jeli', juga bu oemi yang setia mengabariku jika tulisanku masuk. Sambil bertanya" ditransfer dimana? ". Sungguh merupakan keindahan jiwa tak terukur kata

" Pak DI baru saja datang, mau berjumpa pak? " kata Bu oemi tiba tiba.
Seriuskah? Tidak ada murid yang tidak ingin menemui sang guru. Apalagi ini adalah Sang Guru ' Kehidupan'. Begawan ' Babe' Dahlan Iskan.

Dan Lelakon Kaget pun terjadi.

Babe menyambut dengan senyum khasnya, dan kata kata merendah. Menyapa ramah dan menyempatkan berbincang dan bernostalgia.

Dan beliau masih ingat pada diriku. Sungguh luarbiasa. Ingatan memang merupakan inti pewartaan. Karena ingatan akan menganalisis, mensitesis dan mendekripsikan segalanya . Menjadi birama cerita yang indah.

Duduklah kami bersama. Berbincang. Tak lama memang. Tapi sungguh bermakna. Pesan beliau sederhana " Terus berkarya, jangan pernah lelah berbuat apa saja untuk siapa saja. Sehingga kesehatan kita selalu terjaga".

Terimakasih Sang Guru ' Kehidupan' sekaligus Begawan ' ruh beraksara' , Abah ' Babe 'Dahlan Iskan. 
Semoga ada kesempatan berbincang lagi .
Walaupun dalam 'Lelakon Kaget': suatu kejutan , diluar perencanaan nalar manusia.

Dan sungguh merasa bersyukur. Karena melalui Wa singkat beliau namun memotivasi semangat, beliau menulis:

Dokter Hisnin, senang sekali kolonel berkenan datang ke Disway barusan. Tampak tetap gagah dan muda. Suwun. Dahlan Iskan

Sukses dan sehat selalu Abah Dahlan Iskan

Teluk Bayur 23.03.2021
DokterGeJeblangkonputih





0Comments

Previous Post Next Post