name='rating'/> Dan Tuhan Menamparku , Melalui Nenek Syamsinar
Hisnindarsyah 

Bersyukur selalu. 
Bersama nenek syamsinar 78 tahun  
Yang masih ulet berjualan kue, camilan dan makanan kecil.
Menyusuri jalan di pertokoan kota Tanjung pinang 
Mulai pagi hingga petang
Hanya berhenti di masjid , untuk sholat dan istirahat sebentar
Untuk mencari dan mendapat rizki 
Yang tersisihkan 50 ribu hingga 150 rb sehari
Tapi halal, berkah 
Hingga beliau tetap sehat di era pandemi ini.

Bersyukurlah
Masih banyak mereka yang nampaknya hidupnya seolah lebih berat dari kita
Tapi mereka hidup tenang ,senang , sehat dan bahagia.
Dan banyak mereka yang nampak mentereng, keren, megah dan mewah
Tapi hidupnya selalu kuatir, galau, cemas, takut dan kecewa. Jauh dari bahagia

" Bersyukur saja, Alloh masih beri nikmat sehat. Sehingga nenek masih bisa mencari nafkah dengan cara yang halal dan berkah. Sampai saatnya nenek dipanggil Alloh. Untuk mempertanggung jawabkan camilan jualan nenek ini. 
Semoga tidak berat hisabnya kelak.
Terimakasih sudah membeli jualan nenek. Jangan beri jariah pada nenek ya nak. 
Karena nenek masih dikuatkan Alloh untuk mencari nafkah. Nenek orang mampu. Bukan orang fakir miskin. Masih mampu bekerja dan berusaha. Jadi beli dan bayar sesuai yang dibeli saja ya nak. Jangan lebihkan satu rupiah pun. " Demikian kata kata nenek syamsiar dengan tubuh yang susah setengah membungkuk, jalan agak tertatih.

Hatiku bergetar, Alloh Ta'ala telah menampar.

Mencontohkan betapa banyak perilakuku dan perilaku kita, yang masih rela mengharap dari manusia, daripada berharap pada Alloh.
Tuhan hanya ada saat kita dalam kesulitan.
Kala rasa senang dan bahagia, Tuhanpun kita lupakan.
Kita lebih senang menerima, bahkan mencari orang yang mau memberi kita. Karena jabatan, pangkat dan kekuasaan kita. 
Bahkan jika perlu, mengambil paksa, yang bukan merupakan hak kita. Karena kita berkuasa. Karena kita punya kekuatan, power, untuk melakukan itu semua.

Lalu masih menganggap dan mengharap surga dan berkah?

Suatu saat kita akan tersadar, bahwa berjualan camilan, sendal jepit dan payung kumuh adalah harta termahal. Ketimbang gelar berderet, jabatan dan kekuasaan yang besar, harta yang berlimpah. Tapi jauh dari berkah. Karena tidak memberi manfaat dan mendapatkannya dengan cara maksiat.

Ada Hisab. Ada hisab. Ada hisab 😭

Sungguh jiwa nenek syamsiar adalah jiwa iman
jiwa yang selalutegak. Langkah hatinya tegap.
Jiwa yang tak faqir. Jiwa yang besar oleh syukur. 
Karena dia melangkah dengan LANGKAH IMAN.

Terimakasih nenek syamsinar atas ikhtibarnya
Terimakasih ya Alloh, Engkau telah tampar diriku melalui beliau. Nenek Syamsinar.

Bumi gurindam RM Padang Putri Minang Bakar Batu 13.02.2021

0Comments

Previous Post Next Post