name='rating'/> Hidayah Terkunci, Kita Mati Hati
DokterGeJeBlangkonputih

Dalam sebuah perenungan, aku membaca pelan pelan tulisan ibundaku.
Sembari melihat info update berita akhir akhir ini.

Reshuffle kabinet yang menimbulkan beragam pendapat. Riuh ragam pendapat pro kontra , di group medsos bahkan obrolan di warkop yang harusnya 'tak boleh berkerumun'.
Pemimpin ormas yang harus berurusan dgn polisi. Kepala daerah yang bolak balik jadi saksi. 
Pilkada yang tenang di permukaan, tapi penuh ajuan somasi ke Mahkamah kontitusi. 
Ada yang euforia 'sudah yakin menang' dan ada  'yang menang tapi tenang tenang. Beragam reaksi muncul mulai cuitan politik dinasti , oligarki, hingga politik 'main mata'. Hahaha serasa penyanyi dangdut idola Via " sayang" Valen dan Zaskia gotik hahaha

Pejabat negara yang tertangkap tangan uang berkoper koper .
Covid yang melenggang kencang seakan tak tertahankan.
Masyarakat yang makin acuh dan masa bodoh  terhadap protokol kesehatan Covid19
Selasar rumah sakit dan koridor ugd telah berubah fungsi jadi ruang perawatan, karena tak mampu menampung pasien covid yg terus menbludak

Tukang gali kubur yg mulai mengeluh, lelah karena banyaknya orang yang harus dikuburkan. Ada terus setiap hari dan harus memakai protokol kesehatan.
Sejawat yang setiap hari berguguran. 
Duka cita terus saja ada di group wa dan media sosial. Dan sejawat yang sebagian kukenal adalah sejawat yang luarbiasa dalam segala hal.

Kiyai, ulama , bu nyai, ning dan para guru yang wafat , hampir setiap waktu dalam hitungan jam. Termasuk juga pendeta dan pemuka agama lainnya. Gugur, wafat, syahid karena Covid.
Daya beli masyarakat yang semakin berkurang. Kesulitan ekonomi dimana mana ,  karena  tertutup  ruang gerak ekonomi , makin terbatas.

Membuatku merenungkan dalam dalam tulisan dan kalimat ibundaku:

Nang, ingat dan camkan
Jika diberi amanah
1. Jangan sewenang wenang 
2. Jangan dholim
3. Jangan ambil yg bukan hakmu
4. Bantu siapa saja yang perlu dibantu, sebaik yang kamu bisa 
5. Jangan sombong takabur 
6. Beri manfaat bagi orang lain
7. Jangan berkelahi hanya berebut jabatan dan kuatir kehilangan rizki dan dan materi
8. Jaga kehormatan dan nama baik
9. Ingat, kita semua akan dihisab di yaumil akhir.

Betapa kita sering berkelahi hanya kuatir kehilangan rizki dan jabatan
Sehingga kita sering menjegal, menghalangi, membantu jalan orang lain, dengan berbagai cara dan berbagai alasan

Walau sebenarnya kita tahu, kita ada pada pihak yang salah.
Tapi tak mau disalahkan
Tak ingin dikalahkan
Dan kuatir kalah dalam kompetisi dan persaingan
Sehingga sebelum kita dijatuhkan, 
kita harus menjatuhkan orang yang kita anggap lawan atau calon lawan.
Persaingan. Kompetisi. Hanya demi kepentingan materi dan duniawi. 
Telah membutakan hati.

Dan disadari atau tidak 
Dengan cara halus ataupun nyata dengan kasar
Mereka berlaku sewenang wenang dan dholim
Karena sebagai  pemimpin, maka kekuasaan ada di tangannya
Sehingga dengan mudahnya ,kita mengambil hak orang lain , 
mungkin tanpa kita sadari.
Yang menyedihkan, jika itu dilakukan , 
Dengan penuh keyakinan dan kesadaran.
Merampas hak orang lain
Padahal yang dirampas haknya, sedang dalam kondisi keprihatinan dan kesulitan
Termasuk harapan dan masa depan orang lain.
Dan mereka merasa biasa saja
Mereka tidak pernah merasa bersalah apalagi berdosa.

Dosa? Apa itu dosa? Tidak ada dosa di dunia. Dosa ada di akhirat sana.
Di dunia yang ada, siapa yang berkuasa, 
dia yang akan 'berbahagia'.
Kebahagiaan semu, pastinya.

Dan mereka  terbiasa menjadi paduka.
Pasukan dua muka . 
Dan Penghamba materi. 
Pasutri : pasukan suka materi.

Mereka melakukan dimana saja , di ladang jabatan, kekuasaan bahkan profesi.
Saling mematikan antar sesama , dalam satu lahan profesi.
Karena takut kalah berkompetisi.
Sehingga , yang tidak berkompeten dipilih
Yang berkompeten, dibuang
Semata karena kuatir kalah dalam persaingan

Padahal sejarah sudah menunjukkan.
Bagaimana  fir'aun, abrahah dan namrud Hancur lumpuh karena kesombongannya. 

Padahal sejarah juga sudah membuktikan Betapa keteguhan  Nabi Luth, kesabaran Nabi Ayub, keteguhan Nabi ibrahim, keikhlasan Nabi Ismail , keyakinan Nabi  Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Isa atas pembelaan terhadap umat yang tedholimi, dalam rentang waktu, terbukti kebenaran.

Dan Rasullolah SAW telah menutup semua itu dengan mukjizat sepanjang masa : Al Qur'anul Kariim. Serta keteladanan yang tersurat lewat kejujuran para perawi yang ikhlas dalam Al Hadist. 

Benarlah apa yang dinasehatkan ibundaku: 
" Alloh Maha Pengatur Rizki, Jadi tidak usah kuatir" 

Kita hidup dalam kekuatiran.
Kuatir tidak bisa makan, kuatir tidak kebagian jabatan, kuatir tidak kebagian jatah kursi, kuatir tidak dapat costumer /pelanggan  mungkin juga pasien.
 
Rasa kuatir takut kehilangan rizki, membuat mata hati tertutup . Hidayah terkunci.
Dan kita mati hati
Jadi kalau saat ini kita seperti ini.
Itu karena ulah kita sendiri. Termasuk aku , yang juga masih belum mau sadar diri. 
Astagfirullohaladzhim

Terimakasih mamah. 
Untuk nasehatnya Love you moms

Sop yongki Batam, 24.12.2020
#dokterGeJeBlangkonputih
#bukuperangmelawanCorona
#IDITetapdihati
#BersamaTNI,NKRIHargaMati

0Comments

Previous Post Next Post