name='rating'/> Belajar " Ilmu Kebajikan" di masjid Penyengat
Masjid Raya Pulau Penyengat adalah salah satu ikon utama pulau Penyengat. Masjid Raya Sultan Riau  yang dibangun dengan megah pada 1832 di masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman (1831-1844). Ia adalah cucu seorang pahlawan nasional dari Riau, Raja Haji Fisabililah.

Di masjid yang penuh aura tenang , yang mengundang rindu inilah, kami terpanggil untuk datang. Bukan dengan segala kemewahan dan kehebatan yang dimiliki. Tapi dengan kedhoifan, kebodohan, kefakiran akan ilmu, kekosongan akan jiwa, dan hati yang belum bersih jua. Yang memanggil kami untuk datang belajar tentang ' ilmu Kebajikan' ; beradab Melayu bersendikan syariat.

Kami bertiga, Aku: Dr( can) dr hisnindarsyah, uda Hendri M.Chandra : pemilik RM Putri Minang, dan pak Makhrum Mughni, datang untuk melaksanakan ibadah shalat Ashar ( selasa,6/10/2020).

Namun sebagai mana niat awal kami adalah ingin belajar, maka kami pun bersilaturahim dengam imam masjid Penyengat .  Beliau biasa dipanggil pak Is, seorang haji yang dipilih sebagai koordinator imam masjid  Penyengat.

Betapa bersyukurnya kami, karena kami diterima dengan keramahan, kesantuan, adab dan penghormatan yang luarbiasa. Yang buat kami, malah berlebihan.

Setelah sholat Ashar, para jamaah, di info untuk berkumpul di masjid, menerima kami.

Padahal kami, tidak bermaksud demikian. Justru kami yang meminta waktu pada beliau, untuk memberi nasehat dan tausyiah pada kami.

Tapi ini terbalik, aku justru diminta memberi sepatah dua patah kata pada jamaah.  Dan yang terjadi, tiga puluh menit , aku bercakap dihadapan jamaah. Tanpa terasa. Lebih tepat ' mungkin' aku yang tidak merasa. 

Ketika aku tersadar, aku beristigfar dan memohon maaf pada semua imam dan guru yang yang berkumpul di masjid.

Karena malu.
Ilmuku pun tak punya. Bicara banyak tentang agama. Ibarat menggarami air laut.

Tapi lagi lagi, mereka berterimakasih. Hormat tadzhim permohonan maafku, dijawab dengan kerendahan hati. Beliau berterima kasih karena telah mengajak kita bermuhasabah diri.  Agar selalu bersyukur karena Alloh swt masih memberi nikmat sehat dan umur manfaat, sehingga dapat hadir pada majlis mulia ini. 

Dikesempatan itu, dibacakanlah doa untuk almarhum ayahandaku H.Syahrawi Abdul Kadir , juga untuk para lichting ku di TNI PAKAR 95 yang sudah mendahului wafat. Juga untuk para sejawat dokter, nakes dan paramedis yang gugur dalam menangani Covid 19.

Selain itu doaku terkirim untuk ibundaku Hj RA Soelistyowati Syahrawi agar tetap sehat selalu, Istriku dan kedua anakku. Selain itu doa bagi keluarga uda Hendri Chandra RM Putri Minang dan keluarga bapak Maghrum Mughni. Kami mendapat titipan amanah doa dari Bapak Pj Bupati Lingga    Dr.drs.H.M.Juramadi Esram , ST   yang juga ketua PC NU Tanjung pinang, agar Pembangunan Gedung Graha NU Tanjung Pinang  dan klinik tanpa Kasir " dr H.M.Syamsu Rijal", dapat segera terealisaai. Dan Alhamdulillah ,semua sedang dalam proses. Aamiin Allohumma Aamin.

Setelah acara tersebut, kegiatan pun berpindah ke rumah Sotoh yang ada di kanan kiri halaman masjid, untuk menikmati hidangan khas RM putri Minang. Sekaligus  pembagian bingkisan pada semua jamaah masjid yang hadir. Dan jariah bagi para imam dan masjid, titipan dari  ketua PC NU Tanjung Pinang serta beberapa donatur Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku ( YBSI)  yang tidak berkenan disebut namanya. Tapi sudah aku mohon didoakan di masjid yang penuh berkah ini.

Sungguh, indah kehidupan bukan semata dari kekuasaan, pangkat dan jabatan.  Tapi indahnya silaturahmi dengan ketulusan, yang membuat hati dan pikiran menjadi tenang.

Setenang masyarakat dan Masjid Pulau penyengat. Di Negeri Gurindam Duabelas.

Bumi Penyengat 7 oktober 2020

Hisnindarsyah

Dokterblangkonputih







0Comments

Previous Post Next Post