name='rating'/> Organisasi Tanpa Bentuk , Corona dan Komun_isme
Hari ini tanggal 30 september. 
Peristiwa berdarah, yang membuat bangsa Indonesia, bahkan dunia terperangah. Pembunuhan para jendral, dilakukan dengan sangat keji. Dan berdasarkan vonis pengadilan serta fakta di lapangan, partai berideologi komunis dan afiliasinya, simpatisannya, onderbouwnya , yang melakukannya. 

Partai Komunis Indonesia, yang awalnya berangkulan erat dengan Presiden Soekarno, sekaligus partai besar dengan 3 juta pengikut. Akhirnya tumbang, berantakan. Puluhan tahun para anggota dan anak cucu serta keluarganya, menyandang predikat TAPOL. Dan otomatis semua hak politiknya ,dicabut dan mati suri. Diikuti dengan kondisi sosial ekonomi pendidikan mereka,  yang carut marut berantakan. 

Ini fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri.Sekaligus harus jadi perhatian. Agar kita tidak lengah. Karena jika lengah, maka kondisi ini akan kembali berulang. 

Apakah karena PKInya? Atau Komunisme nya ? Bukan. Lebih tepatnya bukan hanya itu yang perlu diwaspadai.Karena komunismea adalah salah satu alat yang dipakai sebagai sarana untuk mendisintegrasi bangsa. Memecah belah bangsa. 

Di jaman Soekarno, komunisme menjadi populer karena di seluruh dunia, yang dianggap berani melawan kapitalisme-liberalisme- imperialisne  adalah sosialisme. Sehingga negara Amerika  Latin  yang sosialis, berseberangan dengan negara Amerika Serikat yang pro Liberalisme. 

Sosialisme dan komunisme, berhadapan dengan liberalisme kapitalisme. Yang intinya adalah Kekuasaan, hegemoni. Imperialisme.

Tapi itu cerita dulu. Kala masa , Mao, Soekarno, Che Guevera dan Fidel Castro, betsahabat erat.

Saat ini, perubahan telah terjadi. Isme-isme yang ada telah melakukan " adaptasi" penyesuaian. Sehingga bisa disaksikan, komunisme hancur di pusatnya: Rusia dan negara yang tergabung dgn pakta warsawa.

Lalu bagaimana dengan China dan negara yang masih menganut komunisme? Tahun 2018 aku ke berkunjung di 5 kota di RRT. Aku lebih melihat negara RRT lebih terrbuka dan fokus pada pembangunan industri, ekonomi dan militer. Konsepnya sangat mirip negara negara kapitalis. 

Hanya ada hal yang tabu dibicarakan. Yaitu tentang agama, politik dan hukum. Sentral Komite PKC yg hanya terdiri dari 100 orang , sangat  berkuasa. Namun selama tiga hal tersebut, tidak disentuh, semua normal saja.

Banyak kedai makanan halal. Saat waktu bersholat di train bawah tanah, dua orang penjaga berada disekitarku, agar orang lain tidak melintas saat aku shalat. 

Jadi nampaknya Komunisme di RRT juga di negara komunis lainnya deperti Laos, yang pernah aku kunjungi, hanya sebatas paham untuk menjaga " stabilitas" kekuasaan sana.  Negara menganggap tiga  hal tersebut : agama,politik, hukum, jika dibebaskan  pada warga untuk masuk ke ranah diskusi, akan mengganggu stabilitas. Fokus negara adalah pembangunan pendidikan dan ekonomi. Ini sedikit cerita di RRT.

Lalu bagaimana dengan komunisme di Indonesia.Jika membahas komunisme atau isme apapun selain Pancasila, maka aku selalu akan mengaitkannya OTB: Organisasi Tanpa Bentuk(OTB)  dan Gerakan Tanpa Bentuk (GTB).

 'Gerakan Tanpa Bentuk' dari 'Organisasi Tanpa Bentuk'.  Atau disebut GTB/OTB. Suatu gerakan yang hanya bisa hidup jika mendompleng pada inangnya.

Bisa saja  inang itu,  berasal dari persoalan esensial seperti kesenjangan sosial ekonomi, perebutan kekuasaan.  Atau persoalan ' recehan', semacam serempetan mobil, atau cinta yang tak sampai alias ditolak. Timbullah ketidakpuasan, kekecewaan. Lalu dilampiaskan tapi dengan  didomplengi. Bahkan dipertajam dengan hal hal yang berbau SARA( suku, agama, ras, antar golongan). Tujuannya untuk memicu konflik dan melanggengkan konflik. Lalu siapa yang diuntungkan oleh situasi chaos itu? Mereka yang berada pada GTB dengan OTB, dan dipersatukan oleh ' kesamaan kepentingan'. 

Sesungguhnya Organisasi tanpa bentuk ( OTB), ini mirip dengan virus. OTB tidak dapat hidup, jika tidak  memiliki inang. Seperti sifat virus Covid yang super canggih, super ulet dan super sabar. Demikian pula halnya, dengan gerakan OTB ini. 

OTB sangat sabar menunggu peluang. Ketika peluang didapatkan, walau hanya sedikit saja, OTB langsung masuk dan menempel di inti sel nya. 

Inti sel apa yang dijadikan target OTB?  Yaitu, inti sel bergenom Suku Agama Ras dan Antar Golongan( SARA) . Ketika OTB berhasil menempel di inti sel ini, dia langsung menduplikasi genomnya. Apa itu genom? Genom adalah informasi genetik yang terdiri dari rantai asam nukleotida. 

Genom apa yang ada pada OTB ? Yaitu genom  rantai nukleotida berupa informasi yang bersal dari kumpulan ide,  isme, paham, kultur dan sosio budaya dari SARA. Jangankan komunisme, sosialisme, kapitalisme.  Bahkan kitab sucinya pun diduplikasi. Ditiru.

Lalu mereka menggunakan penyamaran sebagai strateginya. Sehingga tubuh tidak lagi mengenal, siapa teman siapa kawan.
Penyamaran ini yang membuat strategi OTB , jarang gagal. 

Meniru istilah salah satu teman  OTB ini mencetak kader Paduka : Pasukan bermuka dua. Dan Pasutri Pasukan Suka Materi. OTB sangat ahli menyamar dan 'manipulasi'. Selain itu,  OTB ini super ulet. Terutama jika diberhasil menduplikasi , dan mereplikasi (memperbanyak diri). 

Dia tidak pernah menyerah dan terus mencari titik lemah dari targetnya. 

Apa yang diharapkan oleh OTB yang berinangkan SARA ini? Yaitu situasi Chaos atau rusuh. 

Dalam istilah mekanisme pertahanan tubuh disebut badai sitokin. Mengapa mereka menginginkan rusuh ala badai sitokin? 
Karena chaos ini akan menyebabkan  over respon terhadap OTB yang justru, menghancurkan diri sendiri.

Ingat !
OTB tidak akan pernah menggunakan kekuatan dirinya sendiri. Dia hanya bertugas memanas manasi saja. 'Ngompori', istilahnya. Karena itu,  kerusuhan bernuasa SARA, sangat berpotensi tumbuh suburnya OTB. 

Ingat !Teroris dan ekstremis, tidak pernah terjun ke dunia politik. Mereka menggunakan politik praktis hanya sebagai ' tunggangannya'.Ibarat berlari secepat kuda, tidak perlu menjadi kuda. Tapi jadi penunggangnya. Dan jadi penunggang itu , bebas merdeka. Mau menggunakan kuda , boleh. Mau pakai siput juga oke. Suka suka saja. 

Tapi satu hal yang tidak  'suka-suka' pada OTB. Mencapai target yaitu Kepentingan
Kepentingan seperti apa? Yah seperti kepentingan akan kekuasaan, pangkat, kehormatan. Tapi yang paling banyak    adalah kepentingan dibidang ekonomi. 

OTB tidak peduli, mau pakai jargon apa saja, terserah. Mereka mensahkan segala cara. Asal mereka dapat meraih kekuasaan.  Melalui skenario adu domba, konflik ,intrik, konspirasi, kolusi dan pelanggengan kekuasaan : hegemoni.

Dalam kondisi pandemi Covid19 ini, OTB pun menjadi virus ekternal. OTB pun bisa menunggangi pandemi dengan isu bisnis nakes, pasien 'dicovidkan' , teori konspirasi Halu, gerakan anti masker, Covid hanya bualan dan berbagai macam isu lainnya. 

OTB mengharapkan instabilitas dari NKRI.  Dengan membawa isu ekonomi perut lapar vs nakes- rakyat bergelimpangan meninggal,  terpapar. 

Bagaimana menghadapi OTB di era pandemi ini? Ini harus dihadapi dengan SABAR dan Rasional. 

Dalam beberapa  penelitian, Covid19  tidak dapat berkembang jika kita tenang. Sedangkan pada saat stress dan emosional, Covid19 mereplikasi diri dengan cepat. 

Oleh karena itu, menghadapi OTB ini,  serupa menghadapi virus. Kita harus sabar dan tenang. Jangan mudah terprovokasi dengan berita2 viral di medsos atau Tivi. Pertahankan pikiran jernih, jangan mau dan mudah terhasut.Namun terus berikhtiar untuk berjalan di Shirothol Mustaqim. Dengan melangkah di jalan Tuhan. Berbekal sabar dan tawaqqal. Kita hancurkan OTB dan virus, melalui ketawaqallan pada Alloh Ta'ala. 

Namun pertanyaannya lagi, apakah komunisme ada di Indonesia? Aku jawab ada.

Bagaimana potensinya? Kalau secara kekuatan mereka sudah sangat kecil. Tapi ingat ,mereka sangat ulet dan sabar serta canggih.

Lalu bagaimana cara komunisme di Indonesia menjadi besar? Jika masyarakat Indonesia memberi ruang gerak kepada mereka , maka kelompok OTB ini, akan menemukan inangnya, bernama Komunisme. Yang pastinya berlawanan dengan Pancasila.

Ada bukti bahwa ' mereka "  yang kecil ini mulai membesarkan diri? Ada .

Mereka punya konsep enam strategi yang mereka lakukan untuk mencari 'inang' yang kuat. Ini strategi sejak dahulu kala ketika mereka menjadikan diri sebagai kaum progresif revolusioner. Dan ' mungkin masih relevan dan perlu diwaspadai . 

Enam strategi besar itu :

Adanya pengaderan melalui gerakan tanpa bentuk. Seperti buku buku ttg komunisme yang bebas diperjualbelijan teritama di arus bawah.  Mereks tak permah lelah membentuk OTB (Organisasi Tanpa Bentuk).

Membentuk organisasi“mantel” untuk merekrut kader-kader militan, misalnya mendirikan organ-organ kepemudaan komunis. Tahun 1945, misalnya,mereka mendirikan PESINDO (Pemuda Sosialis Indonesia); tahun 1946 mendirikan SOBSI (Sentral Buruh Seluruh Indonesia); di samping mendirikan laskar-laskar misalnya Laskar Rakyat, Laskar Merah, dan Laskar Buruh. Saat ini kita bisa menilai sendiri. 

Mulai mendidik kader di luar negeri, ' secara halus" untuk menyiapkan kader-kader pimpinan yang bersimpati pada ex komunis. 

Menyusupkan simpatisan ex keturunan komunis dalam organisasi politik besar dengan pertimbangan bisa efektif dijadikan penggerak massa. Contohnya, sejak peristiwa pemberontakan yang gagal tahun 1926, mereka banyak yang masuk menyusup ke dalam tubuh PNI.

Melakukan infiltrasi ke tubuh birokrasi untuk mempengaruhi bahkan menguasai pemerintahan.

Kemampuan infiltrasi mrreka sangat luar bissa. Sejak  Peristiwa Madiun 1948, misalnya, merupakan bukti bahwa Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Kepolisian bisa mereka konsolidasikan untuk melakukan pemberontakan. Bukti lain tentang ini yang sangat fenomenal adalah peristiwa G-30-S/PKI tahun 1965.

Tapi syukur alhamdulilah, hingga hari ini, dalam diskusi apapun di lalangan militer. Belum pernah aku temukan ada snggota TNI  atau perwira militer yang membela dan setuju  pada ideologi komunisme.

Tapi, ingat, waspada.Mereka sangat ahli menyamar. Seperto virus covid19  yang bisa menyamar seolah sebagai penyakit demam berdarah atau tifus. Dan ketika sudah kena pada sasaran,  kita baru sadar. I tu adalah corona.begitu juga de gan komunisme atau isme yang lain . Ketika kita sadar , kita baru tau bahwa krang yang berpenampilan alim adalah seorang atheis atau terorisme.

Jaman lupa  ,komunis masuk melalui inangnya' Syarikat Dagang Islam ' yang didirikan pleh H .samanhudi dan  teman dekatnya  HOS Cokoroaminoto. Disitulah trio Alimin, Semaun dan Darsono ikut masuk dalam SDI Mereka terpesona oleh ideologintevolusioner Snebliet. Sehingga dari Semarang Si pecah menjadi Sarikat Islam merah ) Hos Cokroamimoto) dan SI merah( Alimin, Semaun, Darsono). SI merah imi yang menjadi cikal.bakal PKI. 

Ingat dan waspada. Di era ini mereka berusaha  “merehabilitasi” nama komunis dan melakukan cuci tangan atas dosa-dosa dan kekejaman masa lalunya.

Cuci tangan menghindari corona harus rajin dilakukan.
Tapi cuci tangan untuk menolak kekejaman komunisme adalah Pengkhianatan pada Bangsa dan Negara Kesatuan REpublik Indonesia. 

Sakit fisik tapi tidak sakit jiwa dan hati  selasa 30.09.2020 

Dokterblangkonputih 











4Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post