name='rating'/> Cara Kerja Sistem Imun Melawan Virus Corona

Perang apa, yang paling berat dan paling canggih di dunia sepanjang masa? Perang salib? Penaklukan Constantinople? Hancurnya Andalusia? Atau perang dunia 1-2-3? No, Bukan. 

Perang tercanggih sejak dulu kala adalah pertempuran antara tubuh kita melawan virus. Apa alasannya? karena strategi tempurnya selalu “update”. kekuatan pasukannya juga selalu bertambah. Persenjataannya juga makin hebat. Sistem IT dan komputerisasi virus melawan tubuh, terus berkembang. Keren! 

Makhluk hidup lawan virus, itu ibarat sel hidup yang berjiwa melawan material non makhluk. Tapi cerdas dan pantang menyerah. Apa virus itu sebenarnya? Virus itu non makhluk yang simple tapi ‘njelimet’. Berbahaya tapi jinak. Pasti membingungkan. Akan saya coba menyederhanakannya saja.

Virus itu non makhluk yang simple. Karena ukurannya yang sangat kecil, terdiri dari protein, tidak memiliki sel. Bagaimana munculnya virus ini, masih jadi perdebatan. Karena prinsipnya virus, hanya bisa hidup jika menumpang pada inangnya.  Yaitu makhluk hidup: bisa manusia atau hewan.

Tanpa inang, dia tak berdaya dan mati. Jadi jika virus menyerang, dia tidak perlu banyak menempel di inangnya. Hanya  satu makhluk hidup ukuran sangat kecil saja, sudah cukup jadi kendaraannya. Masih ingat caranya Covid19 masuk Indonesia? Hanya dibawa oleh seorang turis Jepang, yang dekat dengan dua orang lokal Indonesia. Tanggal 28 februari 2020, saat itu hanya tiga orang terinfeksi. Satu bulan kemudian, Covid19 telah menginfeksi ribuan orang di berbagai daerah di Indonesia.

Mengapa bisa begitu cepat menyebar? Karena jika dia sudah menempel di inangnya, dia bisa dengan cepat memperbanyak diri. Istilahnya menginfeksi sel, dilanjutkan dengan duplikasi dan replikasi. Dengan cara sederhana seperti itu, Sel langsung menyerbu habis habisan.

Virus juga sangat ‘njelimet’ sekaligus super canggih. Mengapa? karena protein sebagai bahan dasar virus, memiliki DNA dan RNA. Apa itu DNA? DNA itu adalah suatu molekul identitas makhluk hidup yang diwariskan dari orang tua. Sedangkan RNA adalah molekul yang membantu pembentukan DNA melalui sintesis protein.

Sederhananya, apabila dua materi dasar virus ini menempel pada tubuh makhluk hidup, maka tubuh akan merespon pasukannya. Berupa aktivasi pertahanan tubuh. Yaitu sistem imunitas tubuh.

Hebatnya, virus ini menempel pada sel, sebagai penyusup. Karena kecil dan sedikit, tubuh belum memberikan reaksi. Belum bisa menangkap signal, adanya benda asing yang menyerang. Virus ini material cerdas yang seolah paham arti kata sabar dan tenang. Manakala dia menempel di sel inang, dia menunggu saat yang tepat untuk masuk ke sasaran. Dengan sabar. 

Kapan itu? saat tubuh lengah karena lelah. Bisa akibat stress tinggi, over activity, termasuk faktor emosional. Protein pelindung sel mudah merenggang. Saat terjadi renggangan membransel itulah,  virus yang menempel,  masuk dalam sel inang. Istilahnya, virus melakukan fusi pada sel.

Saat menempel di sel inang, dia memakai “penyamaran” agar tak tampak. Kapsel pelindung namanya. Manakala berhasil masuk ke sel, secara halus, virus ini mulai membuat bingung sel tubuh. Mengapa? Karena dia masuk dengan menyamar, tertutup oleh kapsel. Karena ukuran virus sangat kecil, sehingga dianggap tidak berbahaya. Langsung sel mast tubuh 

Menggerusnya..Enzim sel merusak kapsel virus.

Di sinilah tubuh masuk perangkap, jebakan batman. Karena justru dengan rusaknya kapsel, maka keluarlah protein virus nan super canggih. Dengan cepat menduplikasi protein sel alias mencopy kode DNA dan RNA sel. Sehingga sang virus aman berada di sel tubuh, karena memori proteinnya sudah sama dengan protein tubuh. Akibatnya,  tubuh tidak menyadari kalau ada penyerbuan dari protein asing. Canggih! Selanjutnya, virus bebas merdeka melakukan replikasi, perbanyakan diri, dengan cara smooth, halus dan senyap.

Manakala sel tubuh tersadar, semua sudah terlambat. Virus sudah tersebar ke mana-mana di dalam tubuh dan dia pintar menentukan target serbuan. Virus dia akan menyerang sistem vaskular. Sehingga permeabilitas membran (kekuatan membran pembuluh darah) jadi berkurang. Akibatnya, darah dari sel di vaskular, keluar ke jaringan. Sehingga sel jadi pekat, vaskular kekurangan material cairan. Terjadilah shock hypovolemic. Ini contoh serbuan yang berhasil dari Virus Dengue yang hidup, di inangnya berupa nyamuk.

Ada banyak serbuan virus lainnya. Virus cacar, virus Herpes, virus Ebola, virus HIV termasuk virus influenza dan virus Corona. Masing-masing punya spesifik medan serbuannya sendiri-sendiri. Punya kemampuan penyamaran, infiltrasi, agitasi, provokasi dan serbuan kejutan. Rantai biomolekuler yang sangat kecil tapi sangat canggih, merusak dari dalam.

Apa bahayanya? Karena virus ini menyerbu dengan sangat halus, smooth dan senyap. Membuat tubuh tidak menyadari serbuan itu. Berbahayanya juga,  karena virus memberi instruksi dengan mencontoh, menjiplak mengcopy DNA dan RNA tubuh. Sehingga tubuh pun menganggap itu adalah hal biasa. Virus non hidup yang cerdas ini, menjadikan tubuh sebagai sumber daya perbanyakan diri dan setelah tersebar banyak, virus pun berubah menjadi penyakit.

Inilah sistem IT 5G yang super canggih dari virus. Teknik Like, share and comment, yang ada di Youtube dan medsos, aslinya sudah jadul. Virus sudah mengetahui trik ini, sejak ribuan tahun yang lalu. Saat virus menempel dan masuk ke sel inang, dia mengcopy struktur protein sel. Sehingga virus, disukai oleh lingkungan sel inangnya. Kemudian dia memperbanyak diri, lalu menyebar. Saat tersebar, sel tubuh baru sadar. Respon comment berupa alarm tubuh pun, bermunculan. Medsos berusia ribuan tahun versi virus, memang sangat luar biasa.

Ketika tubuh menyadari serbuan virus ini, dia sudah lemah dan terinfeksi. Saat itu alarm tubuh pun muncul. Demam, batuk, pilek, sesak, mual, muntah atau kelainan kulit adalah gejala tubuh sebagai alarm peringatan infeksi virus.

Sebetulnya, sel B, sel T-helper, limposit, macrophage, sel mast yang merupakan pasukan khusus tubuh, mengeluarkan unit awal yang bernama Sitokin. Tim unit ‘aju’ sitokin ini terdiri dari regu khusus seperti interleukin, kemokin, limfokin. Tugasnya memberi signal pada sel untuk mereaksi adanya benda asing yang menyerang. Signal ini memberikan tanda berupa reaksi inflamasi. Muncul gejala seperti demam, batuk pilek dan gejala klinis lainnya. Pasukan ‘aju’ ini, jika sedikit, bermanfaat untuk membangkitkan antibodi. Namun jika dalam jumlah besar, dapat membahayakan. Karena menimbulkan sepsis yang berujung pada kematian organ.

Bahayanya lagi, virus dapat menyebar, dari orang ke orang (flu, herpes, HIV) atau gigitan serangga, hewan atau minuman yang terkontaminasi (ebola lewat hewan, dengue nyamuk demam berdarah). Disebut jinak karena intinya virus ini mudah dilemahkan. Dengan catatan, tubuh kita sudah memiliki salinan protein virusnya. Sehingga serdadu dan pasukan pendukung berupa antibodi tubuh, dapat menghadapinya. Tanpa merusak sel tubuh yang sehat.

Pada fase awal serbuan virus, tubuh akan mengeluarkan sel fagosit berupa sel macrophage, untuk menghadapinya. Ibarat pasukan, sel macrophage ini punya kemampuan fagosit adalah pasukan infanteri. Dan saat itu, alarm tubuh pun dibunyikan. Sitokin dilepaskan memberi signal pada tubuh, ada serbuan. Signal itu berupa gejala klinis, seperti deman, batuk dan pilek.

Fase berikutnya, sel T, sel B dan limfosit pun menyerbu virus dengan kekuatan penuh. Ibarat pasukan, sel T, sel B, macrophage dan limfosit, adalah kapal perang, pesawat udara dan tank. Kualitas pasukan di fase ini, tergantung dari kemampuan tubuh, memiliki data terhadap virus yang menyerbu. Sehingga, tubuh dapat mengeluarkan pasukan tambahan yang tepat.

Jadi pada dasarnya tubuh memiliki sel T, sel B, sel limfosit dan sel macrophage yang merupakan sistem imunitas tubuh. Sel sel tersebut,  mampu mendeteksi perkembangan virus sekaligus memerintah sel fagosit untuk menghancurkan virus. Jawaban terhadap serbuan virus adalah vaksin. Yaitu virus yang sudah dijinakkan atau dilemahkan. Patogenesis virus yang sudah dilemahkan, membuat dia tidak berbahaya saat menyerang tubuh manusia. Malah memicu tubuh menghasilkan antibobodi untuk menghadapi serangan virus patogen dari luar. Ada vaksin MMR (cacar, campak gindongan), vaksin HZV untuk herpes, Vaksin HBV untuk hepatitis B.

Lalu bagaimana dengan Covid19? Prinsipnya, sama dengan ciri-ciri umum virus lainnya. Namun yang perlu diwaspadai, banyak hal yang belum berhasil diungkap dan dikenali dari virus Corona19 . Tidak seperti virus influenza, atau Dengue maupun Herpes, yang sudah bertahun-tahun ada. Perlu waktu dan riset yang lama, untuk mengungkap jati diri si Corona.

Ada fakta yang belum banyak di ketahui, bahwa virus Corona ini menyerang titik lemah dari tubuh kita. Memang, untuk Port De Entriy nya adalah saluran nafas. Tapi jika dia gagal melumpuhkan tubuh melalui jalan nafas. Maka dia akan mencari bagian tubuh kita yang terlemah.

Contohnya, jika kita punya gastritis atau nyeri lambung, maka Covid19 akan membuat kita sulit makan. Jika kita punya problem hemoroid atau ambein, maka kita akan dibuat sulit untuk buang air besar (BAB). Bagi lansia yang punya problem jantung dan hipertensi, akan dibuat tidak nyaman tubuhnya. Akibatnya sulit tidur, dan tensi jadi tidak terkontrol.

Covid19 memang penyerbu yang pantang menyerah. Kalaupun tubuh kita, bisa melawannya, tidak menjamin si Corona tidak datang menyerbu kembali. Dia akan tetap ada di tubuh sang inang. Menunggu lengah dan lelah sang inang. Lalu menyerang lagi, titik lemah sang inang. Walaupun tubuh dapat mengatasinya, tapi cukup dibuat sibuk, oleh serbuannya.

Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan Corona virus ini. Karena kita belum berhasil mengungkap jati dirinya. Dia selalu menyerang titik lemah sang inang.  Dan faktanya, jumlah pasien yang meninggal dunia, terus meningkat saja. Apalagi vaksin, yang berasal dari virus Corona yang dilemahkan, belum juga ditemukan.

Waspada itu sikap gampang-gampang susah. Lebih baik kita menjaga diri dengan patuhi protokol kesehatan Covid19 daripada acuh dan tak peduli pada peringatan pemerintah. Hikmah apa dibalik pelajaran perilaku virus ini? Bahwa virus sebagai material non makhluk atau apapun istilahnya, memiliki dua strategi serbu yang luar biasa. 

Apa strategi itu? Keuletan dalam berikhtiar dan Kesabaran menanti peluang. Maka oleh karenanya, bisa dipahami, mengapa agama-agama Samawi, selalu mengajarkan untuk sabar dan tenang. Serta tak henti untuk berikhtiar. Karena virus hanya bisa terlumpuhkan aktivitasnya oleh reaksi tubuh minimal stressor dan faktor emosional yang rendah. Sehingga hormon-hormon stressor tubuh, tidak keluar yang membuat virus, tidak dapat berfusi ke sel. Karena lapisan pelindung sel tubuh, tertutup rapat.

Jika, jika ingin menang melawan virus. Aktifkan antibodi tubuh, dengan ikhtiar yang terus menerus. Disertai kesabaran yang tak putus. Berserah terus pada takdir terbaik Allah SWT.

Sungguh benar yang disabdakan Rasullullah SAW: "Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad [berjuang] melawan dirinya dan hawa nafsunya)" (HR. Ibnu An-Najjar dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu).

Bumi Gurindam 12, 29 05 2020

*) penulis

Dokter militer, minatan  hiperbarik

Kandidat Doktor Ilmu Manajemen

Praktisi Hukum dan kesehatan militer

Anggota PERDOHI (Perhimpunan Dokter Hiperbarik Indonesia)

Member ICMM (International Congress Military Medicine )

Korbid Kesehatan RMI NU Jatim ( Dewan Pondok Pesantren NU Jatim)

Founder YBSI (Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku )

Perang Melawan Virus 



13Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post