Hisnindarsyah
Dulu, kita sudah terbiasa jorok dan seenaknya
Nongkrong dan cangkruk sambil makan, ngopi di pinggir jalan.
Yang piring atau mangkuknya dicuci di ember bercampur debu dan asap knalpot
Airnyapun diganti setelah piring ke tigapuluh
Butek, coklat, hitam dan aneka warna...
Tanpa takut tertular TBC, hepatitis atau typus
Itu duluuuuuuuuu
Sekarang?
Masih berani nongki nongki?
Cangkruk dan kongkow di warkop 24 jam?
Bukan sekedar beresiko razia swap antigen saja.
Bisa bisa basah kuyup disiram air dari damkar
Kalau masih nekad bergerombol dan berkerumun yang tanpa mematuhi prokes 5M
Bisa kena pasal dan denda
Dan kalo masih ngotot juga
Setidaknya push up dan bersih2 jalan jadi atraksi jalanan . Gratisan.
Jorok, slengean , ngga maskeran udah ga relevan dan milenial , sekarang.
Memang tidak mudah mengubah tradisi dan kebiasaan.
Sudah terbiasa makan pakai tangan tanpa sendok. Dan sering kelupaan cuci tangan, saking, sudah terangsang dengan makanan yang ada di talam.
Habis makan, langsung ngopi.
Habis ngopi, langsung ngerokok,.
Selesai ngerokok, lanjut ngupil
Dilanjut korek korek kuping. Sambil liuer
Udah gitu, kadang selangkangan gatel
Berkutu mungkin
Langsung ajah, selesai ngupil dan korek kuping
Tangan langsung masuk sarung
Garuk garuk selangkangan, yang bukan hanya berkutu dan berkurap..malah mungkin sudah ada kecoanya 😄😄
Itu duluuuuuuuuu
Sekarang?
Cuci tangan pakai sabun harus bolak balik
Kepala dan telapak tangan harus siap siap jadi sasaran tembak thermogun
Terbaca suhu meningkat, langsung disuruh balik kanan. Atau dikeler ke tempat swap or rapid antigen. Jika positip? Langsung dikandangkan ke rumah singgah isoman
Hilang kebebasan serasa tanpa harapan
Apalagi coba coba tidak pake masker.Duh!
Bisa jadi tukang sapu jalan dadakan
Atau calon atlit angkat beban
Dengan berlatih push up, shit up di trotoar.
Rasain dah luh, Jorok dipelihara
Ini pandemi, taat Prokes lah.
Apalagi aku paling seneng dengan tradisi makan bersama di tumpeng yang sama. Lauknya sama. Pake rebutan. Saling lirik kekuatan lawan. Mengincar sasaran: paha, dada, brutu, ceker dan kepala.
Dan saling duluan menyambar
Dengan jurus bangau tanpa bayangan. Ciaatt.
Saat doa habis dibacakan.
Seolah penanda bendera start diturunkan serbu dan duduki segera brutu ayam! 🤣🤣
Itu duluuuuuuuuuuuuuu
Sekarang?
Boro boro makan berebutan dalam satu nampan. Bahkan duduk pun diberi jarak agar aman. Sholat pun shafnya direnggangkan. Bukan dirapatkan. Karena pandemi tak bisa diajak kompromi.
Itupun masih ada yang ngeyel.
Mengatakan hukum Tuhan dikalahkan aturan manusia. Sehingga tetap tidak peduli dan ngotot tidak mau mengubah tradisi yang sudah berjalan. Akhirnya jadilah kluster rumah ibadah
Kluster sekolah, kluster kantor dan aneka kluster lainnya.
Apaan sih kluster? Oh kue yang biasa buat lebaran yah. Wooiii itu Nastar🤣🤣🤣.
Buka google, baca. Aku juga ga paham hahaha.
Belum lagi tradisi mudik lebaran.
Larangan mudik yang bisa diatur hanya untuk ASN/TNI/Polri saja.
Selain itu? Looosss ngga pake rewel.
Walau sudah dibuat penyekatan sana sini . Atas Bawah . Bahkan langit dan bumi.
Tetap saja netijen tak habis akal.
Ada yang mendadak berubah jadi buah buahan, sayur sayuran, umbi umbian dalam truk. Atau mendadak ayan kambuh dan baru sadar setelah diguyur air seember 🤣🤣🤣🤣.
Ada ada saja netijen +62.
Dengan berbagai cara , dengan berbagai alasan. Mereka hanya memindah jadwal saja. Mudiknya tetap, jadwalnya digeser.
Hanya itu saja
Eh nostagia lagi yah.
Dulu tuh, kalau tiba tiba kebelet, langsung pipis aja suka suka. Ngga peduli ada toilet atau tidak, semak belukar pun jadi. Ada air atau tidak, ngga penting. Daun pisang pun beralih fungsi jadi tissue.
Yang penting , hajat tertunaikan.
Peduli setan dengan najis dan virus yang mengancam. EGP!
Kebayang ga kalau sekarang masih belum berubah juga. Kelakuan jaman prasejarah kayak gitu. Pliss ini pandemi yang sangat mementingkan higiene.
Dan yang masih tetap nih kelakuan kalau ngadepin lalu lintas.
Tiada hari main serobot lampu merah,
Melawan arus , ngebut ngga karuan
Sein kanan belok kiri, sein kiri belok kanan
Palang kereta, diangkat kayak ngangkat keranjang sayur...
dilarang setop malah parkir
Dilarang parkir malah nginep
Dilarang nginep malah kelonan
The power of Emak emak jadi andalan
Ditilang, malah nyerang
Petugas pun disemprot ngga karuan
Saat pandemi seperti ini, razia aparat bisa dibubarkan. Hmmmmmm. luar biasa.
Sekarang kita saksikan bersama.
Hasil akhirnya seperti apa
Rumah sakit penuh. Pasien mengantri di selasar UGD. Tiada hari tanpa bunyi sirine ambulan. Entah dibawa ke mana , isi didalamnya. Ke Rumah sakit atau pemakaman.
Rujukan tidak lagi berfungsi
Nakes banyak yang terpapar, terkapar dan akhirnya gugur dalam kenangan dengan penghormatan
Belum lagi doa syafakalloh, syafakillah, innalillah berseliweran di medsos, WA group, dan papan pengumuman.
Ulama , orang berilmu, pejabat atau masyarakat kebanyakan berguguran.
Bersama wafatnya parto gali, sang penggali kubur, yang wafat karena kelelahan. Juga teman lainnya.
Ini harus kita Sudahi. Harus diakhiri.
Stop segala kepanikan dan kecemasan yang tidak perlu.
Sampai antrian panjang hanya untuk mengantri obat cacing dan vitamin
Sampai berebutan menyerbu toko material kesehatan untuk mencari oksigen dan menyetocknya untuk pribadi
Sampai akhirnya rumah sakit 'nyaris' kekurangan oksigen
Sampai stock antibiotik dan obat cacing nyaris habis hanya karena hoax daftar obat yang perlu distock saat pandemi ini
Antibiotik itu harus dengan resep dokter, bambwaaangg. Bukan seperti beli durex, hand body dan lingerie !!!
Entah mengapa tiba tiba kalian dan kita semua takut mati. Padahal mati itu pasti.
Namun hasil tak pernah mengkhianati ikhtiar
Kalau ikhtiarnya cuek, ya cuek jugalah hasilnya
Kalau ikhtiarnya abai, ya siap siap saja diabaikan
Mang enak dicuekin. Mang enak diabaikan
Kalau ga mau dicuekin dan diabaikan, ya beri perhatian dong. Jangan egois.
Betul sekali kita harus peduli hygiene, sanitasi, hand washing. Tapi ngga juga sampai pakai aksi borong yang buntutnya membuat kerumunan tanpa physical distancing
Memang...
Orang indonesia itu senengnya tiba-tiba....
Suka tiba-tiba sayang.
Pas udah sayang, eh, tiba-tiba menghilang ..
Pas lagi sayang-sayangnya. Eh, dibiarin...
Tiba tiba muncul lagi bilang sayang
Pas digampar, dibilang KDRT, korban kekerasan
Gitu tuh kamu, eh gue eh kita ....😄
Udahlah hentikan kepanikan yang tidak perlu
Banyak yang seharusnya lebih bikin panik, ketimbang virus ini
Meskipun bukan berarti kita bersantuy ria menghadapi ini semua.
Virus ini tidak ada obatnya. Vaksin hanya benteng pertahanan sementara yang bisa bobol juga.
Lawan virus ini ada imunitas tubuh yang ditimbulkan dari ikhtiar tanpa rasa cemas, panik dan harus tenang.
Caranya tenang bagaimana?
TIDUR. BEDREST TOTAL. disertai intake makan yang cukup dibarengi konsumsi buah dan sayur yang jozzz nilai vitamin dan gizinya. Menghangatkan diri dengan berjemur. Menjamin oksigenasi dengan meditasi : dzikir, sholawat, istigfar, membaca dan menikmati alunan ayat suci al alqur'an.
Virus ini memang menyuruh kita bertobat dari perilaku hedonis, sombong, riya, takabur dan semau gue.
Hidup mati mah sudah ada takdirnya
Tapi kalau makan apa hari ini
Itu memang harus berjuang...
Tapi kalo kamu orang Indonesia asli
Pasti bisa tenang dan santuy menghadapi semua ini
Gak perlu sibuk nimbun makanan
Gak perlu sibuk nimbun obat cacing
Ga perlu sibuk nimbun antibiotik cap ferguso atau para'sotoy'mol
Ga perlu sibuk nimbun oksigen
Ga perlu berebutan nimbun vitamin
Apalagi nimbun perasaan yang gak sanggup diungkapkan..
Bikin capek aja
Yang penting patuhi Prokes nya ya
3M, 5M, 6M terserahlah. Jangan cuek dan abai
Ga enak dicuekin itu wahai ferguso 🤣🤣🤣
Salam DokterGeJe 03.06.2021
Hisnindarsyah- dokter penikmat humor
#statusgabutdokterGeJe
Post a Comment