name='rating'/> Terus Aku kudu Piye (Lalu Aku Harus Bagaimana?) : Mumet Corona
DokterGeJeBlangkonputih 

Betul juga , apa yang disampaikan oleh seniorku.

Saat Covid-19 datang , semua gegap gempita minta vaksin

Ketika Vaksinnya datang ,semua pada ribut kenapa pake vaksin negara A , dan bukan negara B,C, D dengan berbagai alasannya. Mulai dari diragukannya kehalalannya, hingga efek imun dan efek sampingnya.

Ketika MUI bertindak, sertifikasi Halal pun dimunculkan dan jaminan afenitas vaksin layak digunakan , mendadak mulai dari berebut minta gratisan

Sudah dikasih gratis , eh minta presiden duluan yang di vaksin

Oke, presiden ngikut bersedia di vaksin duluan , serentak minta saat beliau di vaksinnya, disiarkan secara live. 
Lengkap dengan sebaran dimedsos , cara membuat live vaksinnya tanpa editan

Setuju deh, ngga ada edit editan, eh ada yang minta dicek vaksinya asli atau tidaknya

Sudah dibuktikan keaslian vaksin, dibilang presiden pencitraan

Sungguh aku bingung, terbuat dari apa sih hati dan pikiran kalian di negeri sakkarepmulah ini?

Tau disini korupsi , manipulasi dan pencitraan masih merajalela
Tau disini ketidak jujuran, kebohongan dan ketidak adilan masih banyak ada dimana mana
Tau anggapan rezim dinasti, oligarki , dzalim atau apa sajalah istilah kalian, mungkin memang bisa saja terjadi.

Tapi mbok ya jangan hantam kromo, pukul rata hanya untuk mencari Pembenaran saja
Proporsionallah dalam menilai

Kalau ' siapapun itu' masih terus berperilaku seperti itu
Mendeskreditkan orang lain
Mencari kelemahan orang lain
Menuntut dan menutut terus ,lebih banyak dari pada apa yang kalian bisa lakukan
Sungguh aku mempertanyakan letak etika moral dan keadaban cari berpikir kalian

Pemerintah ini, tidak tinggal berdiam diri
Belum sempurna, bisa jadi
Tapi berbagai upaya sudah terus dilakukan.
Sampai berbusa busa, jubir kementerian, kepala BNPB, gubernur, walikota , bahkan Presiden sendiri, berulang ulang mengingatkan
Agar taat pada protokol kesehatan Covid19
Walau disisi lain, toleransi pengetatan aturan pun, sudah diberikan

Tapi lihat apa yang terjadi...

Mall, supermarket, cafe, resto, hingga warkop semuanya penuh , dan hampir semua tidak peduli lagi pada protokol kesehatan

Transportasi udara, darat dan ' mungkin ' laut yang baru aku naiki, sudah tidak lagi , melakukan distancing seat atau tempat duduk. Rapat satu sama lain.
Alasannya sudah pakai rapid antigen.
Jadi semua sudah terjamin aman.
" aman raimu" kalo dialek suroboyoan terlontar
Karena jengkel, " perilaku nggampangin" , yang super kelewatan

Buka mata dan lihat 

Restoran cafe , angkringan semua penuh.
Wastafel , aturan cuci tangan hanya sekedar aksesoris saja.
Alasannya, karena tidak bisa membatasi pengunjung

Jalan penuh sesak , dengan mobil yang padat berlalu lalang penanda makin banyak orang yang kembali ke jalah daripada ' stay at home'

Padahal saat ini, semua rumah sakit sudah full booked, penuh dengan pasien Covid19.
Ruang isolasi penuh, selasar sudah berubah fungsi jadi ruang perawatan pasien Covid.
Dokter, paramedis berguguran syahid diangka 224 orang dokter, 179 orang paramedis.

Dan ini semua sungguh karena perilaku kita sendiri
Yang lebih banyak menuntut daripada menurut
Yang lebih banyak menghujat daripada bermunajat
Yang lebih banyak su'udzhon daripada khusudzhon

Anda tau siapa orang yang tidak pernah kena covid sampai saat ini?

Penggali kubur dan petugas makam
Pembawa mobil jenazah
Pemandi jenazah Covid
Bahkan lansia penghuni panti jompo 
Itu sudah aku tanyakan langsung pada mereka di beberapa tempat
Walau mereka bilang, mereka kalau sakit, hanya kecapekan saja.
Karena jenazah covid, makin hari makin banyak

Mengapa mereka sehat dan jarang sakit?
Karena keikhlasan ada di hati mereka.

Ini sebetulnya sebagai pengingat pada kita
Bahwa siapa saja yang bekerja ikhlas tanpa kebanyakan beban hidup, gaya hidup, tuntutan hidup , maka dia akan punya imunitas yang lebih baik dari yang lain.

Selain itu, mereka lah pengingat kita serta penjaga gerbang awal kehidupan kita yang sesungguhnya yaitu kematian. 
Yang sering kita abaikan.
Yang sering tak kita pedulikan 
Seperti kita abai dan meremahkan pentingnya 3M pada protokol Kesehatan Covid19

Lalu masih merasa sebagai manusia beradab? 

Selamat bermumet ria di negeri sukasukamulah!

Sorry tak tinggal merem( aku tidur dulu) 

Halaman depan teluk bayur 26.12.2020
#dokterGeJeBlangkonPutih
#edisinyimpenpotohmaaflahirbathin
#lagipengenbelajarboongdanpencitraan

0Comments

Previous Post Next Post